Selasa, 01 September 2015

Danau Laut Bangko



Setelah menunggu selama 9 bulan, terwujudlah mimpi bermalam di Laut Bangko. Sembilan bulan yang lalu kondisi tidak memungkinkan disebabkan "november rain". Hujan lebat terus-menerus membuat debit air sangat tinggi dan deras. Sampah-sampah akar dan batang kayu menjadi penghalang utama. " Ada turis yang memaksa naik, akhirnya perahu terbalik dan harus kembali," ujar seorang penduduk saat itu.
Perjalanan menuju danau memakan waktu 2 jam, melewati alur sempit sepanjang 10 kilometer. Sepanjang perjalanan telinga Anda dihibur kicauan beraneka ragam burung: rangkong, murai, cempala rimueng, kingfisher, dan tak ketinggalan teriakan berbagai jenis monyet.
Selama perjalanan Anda harus tetap berkonsentrasi dan tenang. Konsentrasi dibutuhkan agar kepala Anda terhindar dari batang pohon yang rebah hampir menyentuh perahu. Terkadang hanya berjarak kurang dari 5 cm dari bagian ujung perahu. Anda harus benar-benar tiarap, tak cukup hanya menunduk. 

Ada banyak aktivitas yang dapat dilakukan sesampai di danau. Bagi yang hobi memancing, Laut Bangko menyediakan ikan yang sangat melimpah. Didominasi limbek (lele), srokan (kerling), dan bujok (gabus). Penduduk sekitar Bakongan banyak yang mencari ikan di danau dengan cara pancing, jaring, dan bube (bubu). Mereka dapat membawa ikan sampai 30 kg sekali pulang. Biasanya mereka bermalam sampai seminggu.
Jika Anda memiliki nyali lebih, bolehlah mencoba hiking seharian dan bermalam di rimba perawan. Sekedar informasi, jejak dan feses harimau sering ditemui oleh penduduk sekitar yang mencari rotan dan ikan. Bahkan, ada yang pernah bertatap muka langsung, dan langsung sakit tiga hari. Demikian pengakuan Wir, pemuda lajang penghuni balai tempat kami bermalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar